Buku Tangkis di Indonesia

Buku Tangkis di Indonesia

:

Kliping ialah kumpulan warta atau dokumen nan mencakup perkembangan dari sebuat topik pemberitaan. Kumpulan itu merangkum rangkaian kisah nan terjadi terhadap suatu objek topik informasi tersebut. Kliping olahraga bulu tangkis juga seringkali dibuat oleh para pecinta bulu tangkis.

Selain sepak bola , bulu tangkis juga menjadi olahraga popular nan perkembangannya selalu diikuti masyarakat. Bulu tangkis merupakan olahraga raket dengan menghadirkan dua orang pemain pada pertandingan tunggal, atau dua pasangan pemain pada pertandingan ganda buat saling berlawanan.

Dalam permainan ini, bola permainan atau nan disebut shuttlecock harus melewati jaring sehingga jatuh di bidang permainan lawan. Versus kesulitan atau tidak, bisa melakukan hal nan sama. Dalam permainan ini terdapat lima partai nan biasa dimainkan, yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Pertandingan ini biasanya dimainan di dalam lapangan nan memiliki bentuk persegi panjang, dengan ketebalan 40 mm dan warnanya harus paradoksal dengan rona lapangan. Untuk itu disarankan agar menggunakan garis berwarna kuning atau putih. Untuk permukaan lapangan disarankan agar dibuat dari bahan kayu atau sintetis nan lunak.

Tidak dianjurkan memakai bahan dari beton atau sintetik nan keras sebab bisa mengakibatkan pemain menjadi cidera. Jaring berada di tengah lapangan dengan tinggi 1,55 m, berwarna berwarna gelap, kecuali bibirnya nan berwarna putih dan memiliki tebal 75 mm.

Dalam sejarahnya, olahraga ini berkembang pada tahun 2000 tahun lalu di Mesir kuno, India dan Republik Rakyat Cina. Di Cina, permainan ini popular di kalangan rakyat Tionghoa sebagai Jianzi. Untuk memainkannya menggunakan kok, tetapi tanpa raket.

Kemudian, pada zaman pertengahan di Inggris, permainan sangat terkenal di kalangan anak-anak sebagai battledores dan shuttlecocks . Mereka memainkannya dengan menggunakan dayung atau tongkat ( battledores ).

Akhirnya, pada zaman kolonial Inggiris permainan ini dibawa hingga ke ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam (sekarang Thailand), dan berkembang menjadi permainan anak-anak setempat.

Barulan pada abad ke 19 di India, pertugas Tentara Britania di Pune menciptakan olahraga kompetitif bernama bulu tangkis . Dalam olahraga ini mereka menambahkan jaring buat dimainkan secara berlawanan. Ketika itu permainan ini dikenal sebagai Poona sebab sebelumnya kota Pune dikenal sebagai Poona.

Poona akhirnya dibawa kembali ke Inggris oleh Tentara pada 1850-an, dan namanya kemudian berganti pada tahun 1860 oleh seorang penyalur mainan inggris bernama Isaac Spratt dalam sebuah pamphlet, dengan judul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru").

Permainan itu dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Pada tahun 1893 buat pertama kalinya terbentuklah asosiasi bulu tangkis Inggris, di mana pada tahun 1899 dibentuk kejuaraan internasional pertamanya, yaitu Kejuaraan All England.

Pada akhirnya, permainan ini menjadi olahraga populer di dunia. Bahkan di Asia Timur dan Tenggara saat ini telah mendominasi olahraga ini.



Buku Tangkis di Indonesia

Di Indonesia, pertandingan bulu tangkis merupakan cabang olahraga unggulan Indonesia sejak dulu. Banyak sekali atlet bulu tangkis Indonesia nan sukses menorehkan sejarah emas buat Indonesia. Mereka tak hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga memberi inspirasi buat anak Indonesia agar memiliki prestasi nan gemilang.

Rudi Hartono ialah salah satu atlet bulu tangkis Indonesia nan sukses mengharumkan nama Indonesia hingga ke berbagai penjuru dunia. Ia menjadi orang terbaik di olahraga bulu tangkis di tahun 1970an.

Pria kelahiran Surabaya 18 Agustus 1949 ini membuat sejarah buat Indonesia pada 1970 setelah mengalahkan pemain asal Demmark, Svend Pri dan menjadi Kampiun All England.

Tidak hanya itu, Rudy Hartono bahkan selama tujuh kali berturut-turut sukses mempertahankan gelar Kampiun All England, setelah mengalahkan seorang pemain bulu tangkis Malaysia bernama Punch Gunalan di partai final All England 1974.

Ketika mengakhiri karirnya sebagai atlet bulu tangkis, mantan Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI (Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) periode 1981 hingga 1985 ini, kemudian lebih banyak meluangkan waktu buat keluarga dan mengurus usahanya dalam bidang penjualan peralatan olahraga nan telah dirintis sejak 1984.

Liem Swie King ialah penerus Rudi Hartono sebagai generasi emas kedua di tunggal putra. Tidak ingin mempermalukan prestasi pendahulunya, ia berhasi memperoleh gelar All England sebanyak tiga kali dan runner-up sebanyak empat kali. Pria kelahiran Kudus, 28 Februari 1956 ini memiliki julukan king smash sebab sangat suka melakukan gaya smash sambil melompat menjadi nan menjadi karakteristik khasnya.

Haryanto Arbi terkenal sebagai pemain atlet bulu tangkis dengan gelar nan lengkap. Secara berturut-turut di tahun 1993 dan 1994 ia mendapat gelar All England. Tidak hanya itu, sebanyak empat kali di tahun 1994, 1996, 1998, dan 2000 ia mendapat Kampiun Thomas Cup.

Tidak tanggung-tanggung Arbi sukses menjadi kampiun global di tahun 1994 dan 1995, serta pada beberapa open turnamen lainnya. Haryanto Arbi juga menjadi penerus Liem Swie King dalam jumping smash . Berbeda dengan king sebab kecepatannya. Maka, Haryanto Arbi mendapat julukan smash 100 watt .

Taufik Hidayat ialah atlet muda nan sukses mengembalikan kejayaan Indonesia di bidang olahraga bulu tangkis setelah masa Haryanto Arbi. Atlet kelahiran 10 Agustus 1981 ini sukses mengembalikan prestasi Indonesia dalam olahraga bulu tangkis, setelah memenangkan emas Olimpiade Athena sekaligus gelar kampiun global di tahun 2004.

Walaupun Taufik belum sukses mendapat gelar All England, namun ia telah memenangkan anam kali Indonesia Open. Susi Susanti muncul sebagai atlet bulu tangkis wanita terbaik di Indonesia, setelah selama beberapa masa hanya nama atlet pria saja nan terdengar eksis di olahraga bulu tangkus.

Wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971 ini, sangat menyukai olahraga bulu tangkis sejak ia masih SD. Dengan adanya dukungan dari orangtua, membuatnya mantap buat memilih karir sebagai atlet bulu tangkis. Awal karirnya dimulai di PB Tunas Tasikmalaya, sebuah klub olahraga bulu tangkis milik pamannya.

Selama tujuh tahun ia dilatih dan akhirnya sukses mendapat kemenangan buat kejuaraan bulu tangkis taraf junior. Di tahun 1985 Susi akhirnya pindah ke Jakarta. Pada saat itu ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP, akan tetapi pikirannya telah mantap dan tekadnya kuad buat serius berada di global bulu tangkis.

Di tahun 1989 awal karir Susi sebagai atlet professional pun dimulai, bahkan ia sukses menjuarai Indonesian Open. Tidak hanya itu, ketekunan dan kegigihan Susi membuatnya sukses mendapatkan gelar Piala Sudirman.

Sejak saat itu, kompetisi bulu tangkis wanita global mulai didominasinya, selama empat kali berturut-turut di tahun 1990, 1991, 1993, 1994 ia sukses menjadi kampiun All England, sekaligus ditahun 1993 menjadi Kampiun Dunia. Perjalanan Susi tak sampai di sana. Di olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, Susi berhasi mendapat medali perunggu.

Pada tahun 1994 dan 1996 juga, ia sukses membuat prestasi dengan merebut Piala Uber bersama tim Uber Indonesia. Gelar tersebut lama lepas dari srikandi-srikandi, dan akhirnya bisa direbut kembali.

Sejarah para atlet kita dengan prestasinya nan gemilang patut mendapat apresiasi. Mereka sebagai anak bangsa telah sukses mengharumkan nama bangsa sekaligus menjadi sosok idola nan positif bagi anak muda Indonesia.

Bagaimana pendapat Anda tentang kliping olahraga bulu tangkis tersebut? Setelah membaca kliping olahraga bulu tangkis, dapatkah Anda membuat kliping olahraga nan lain?

Semoga informasi nan berjudul Kliping Olahraga Bulu Tangkis ini menambah wawasan Anda.