Museum Tsunami di Aceh
Pada tanggal 24 Desember 2004, telah terjadi bala gempa bumi maha dahsyat nan terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh. Gempa bumi tersebut mengakibatkan terjadinya tsunami di Aceh. Pusat gempa berada kurang lebih 160 kilometer sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 kilometer. Kekuatan gempa ini mencapai 9,3 skala Richter sehingga menimbulkan gelombang tsunami di Aceh.
Gempa bumi nan mengakibatkan tsunami di Aceh dan beberapa daerah sekitar Samudra Hindia ini diklaim sebagai gempa bumi dan tsunami terdahsyat selama 40 tahun terakhir. Gempa bumi nan disertai gelombang tsunami di Aceh ini meluluhlantakkan bumi serambi Mekkah. Selain melanda Aceh, Gempa bumi dan tsunami ini pun menerjang Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Goncangan gempa bumi nan mengakibatkan gelombang tsunami di Aceh ini telah merenggut korban jiwa sekitar 230.000 korban tewas dari 8 negara nan terkena tsunami. Gelombang tsunami nan melanda Aceh memiliki ketinggian 9 meter. Korban bala tsunami di Aceh ini banyak berjatuhan di daerah Indonesia (Aceh), Sri Lanka, India, dan Thailand.
Gelombang Tsunami di Aceh
Tsunami merupakan peristiwa alam nan beiringan dengan gempa bumi. Jika terjadi gempa bumi, terutama nan sumbernya dari kedalaman laut, akan mengakibatkan terjadinya gelombang ombak nan sangat dahsyat. Gelombang ombak nan sangat dahsyat inilah nan disebut dengan tsunami. Gelombang tsunami ini ialah gelombang besar nan terbentuk dari dasar bahari sebab goncangan gempa bumi.
Di Indonesia, gempa bumi nan disertai tsunami melanda di Aceh. Tsunami di Aceh ini menelan lebih dari 126.000 korban tewas dan sekitar 37.000 jiwa diberitakan hilang. Daerah nan paling parah terkena akibat tsunami di Aceh ini ialah Meulaboh dan Banda Aceh. Selain menghantam Aceh, tsunami itu pun menghantam sebagian daerah di Sumatera Utara. Selain korban jiwa, tsunami ini pun telah meruntuhkan bangunan nan ada di daerah nan terkena tsunami.
Bencana gempa bumi nan disertai tsunami di Aceh ini telah melumpuhkan kehidupan masyarakat Aceh. Kerusakan dan banyaknya korban jiwa dampak gempa dan tsunami ini telah mengetuk hati berbagai organisasi sosial di Indonesia sampai dunia. Bahkan, PBB pun membentuk tim spesifik buat menangani bala tsunami di Aceh. Bantuan-bantuan dari organisasi sosial global dan Indonesia terus mengalir ke daerah bencana. Relawan pun terus berdatangan buat membantu memulihkan kondisi masyarakat di Aceh dan infrastuktur nan hancur.
Setelah tujuh tahun berlalu, kini kondisi Aceh semakin membaik. Infrastruktur kembali dibangun buat memperbaiki kehidupan masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh pun secara perlahan mulai merintis kehidupan agar rasa trauma akan peristiwa bala tsunami di Aceh beberapa waktu lalu tersebut segera hilang.
Daerah Lain nan Terkena Akibat Tsunami di Aceh
Selain Aceh (Indonesia), gempa bumi nan disertai dengan tsunami ini pun melanda beberapa negara, seperti Sri Lanka, Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, Maladewa, bahkan Somalia nan berada di Afrika pun terkena akibat tsunami di Aceh tersebut.
Di Sri Lanka saja, sekitar 45.000 korban jiwa jatuh dampak tsunami di Aceh ini. Selain itu, sekitar 1 juta jiwa penduduk Sri Lanka terkena akibat langsung gempa bumi nan berpusat di Samudra Hindia ini. Sementara itu, India, salah satu negara nan berada di kawasan Samudra Hindia ini pun ikut terkena akibat dari tsunami di Aceh tersebut. Di India, sekitar 12.000 korban jiwa dilaporkan melayang dampak bala tsunami di Aceh.
Thailand juga terkena akibat dari gelombang tsunami di Aceh nan dahsyat tersebut. Di Thailand, terutama daerah Phuket, sekitar 4.500 korban jiwa melayang dampak tsunami. Korban jiwa nan ada di Phuket, Thailand, kebanyakan wisatawan nan sedang berwisata. Seperti halnya di negara-negara lain nan terkena akibat tsunami di Aceh, Somalia, sebuah negara nan berada di Benua Afrika, ikut terkena akibat tsunami Aceh tersebut. Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya gempa bumi dan tsunami nan terjadi pada 24 Desember 2004 itu.
Museum Tsunami di Aceh
Museum Tsunami di Aceh merupakan sebuah museum nan didirikan di Banda Aceh, Indonesia. Pendirian museum ini bertujuan buat mengenang gempa bumi Samudra Hindia 2004 atau lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tsunami Aceh. Museum Tsunami Aceh pun menjadi pusat pendidikan dan loka konservasi dari tsunami. Museum yanag diarsiteki oleh arsitek kebangsaan Indonesia ini menampilkan simulasi elektronik gempa bumi, foto-foto korban gempa dan tsunami, serta kisah dari para korban nan selamat dari ancaman tsunami di Aceh.
Layaknya museum, museum Tsunami di Aceh ini berfungsi sebagai pusat surat keterangan nan menyeluruh mengenai peristiwa alam tsunami. Di samping itu juga, museum Tsunami di Aceh ini dapat dijadikan sebagai pusat informasi masyarakat Aceh dan sekitarnya mengenai tsunami dan gejala alam nan menyertainya. Masyarakat Aceh dapat memulihkan rasa trauma mereka terhadap kenangan bala tsunami di Aceh nan dahsyat itu. Apakah museum Tsunami di Aceh ini hanya berfungsi sebagai pusat surat keterangan dan informasi mengenai tsunami saja? Berikut beberapa fungsi lain dibangunnya museum Tsunmani di Aceh:
- Museum tsunami di Aceh ini dibangun sebagai pengingat atau monumen bagi masyarakat Aceh dan sekitarnya terhadap peristiwa nan sangat memilukan tersebut.
- Museum Tsunami di Aceh memberikan pemahaman nan lebih komprehensif bagi masyarakat Aceh dan sekitarnya mengenai apa itu tsunami dan bagaimana karena terjadinta tsunami.
- Masyarakat Aceh dan sekitarnya dapat belajar lebih banyak lagi buat menyiapkan antisipasi jika peristiwa alam tersebut kemungkinan akan terjadi lagi.
- Museum Tsunami di Aceh dapat dijadikan sebagai loka buat mensosialisasi program tanggap bala nan dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat.
- Melalui museum ini, masyarakat Aceh dan sekitarnya dapat lebih memahami alam lebih baik lagi. Mengenal alam merupakan cara nan dapat di tempuh buat memudarkan rasa trauma dalam ingatan masyarakat Aceh akan peristiwa tsunami.
Peristiwa tsunami di Aceh memberikan banyak arti bagi masyarakat, bahkan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tentu saja kita tak ingin kejadian serupa akan terulang kembali dan melanda di bagian wilayah Indonesia nan lainnya. Untuk itu perlu pemahaman dan antisipasi dari semua pihak buat kita dapat lebih tanggap dengan bencana. Tsunami di Aceh kita jadikan sebagai acuan buat mengambil sebuah antisipasi.
Perlu kita tanamkan bahwa, tsunami di Aceh ialah gejala alam nan tak dapat kita elak, sebab itu merupakan salah satu konvoi nan dialami oleh bumi dalam waktu berkala. Jadi, kita dapat menjadikan tsunami di Aceh sebagai pelajaran buat lebih bersahabat dengan alam, sehingga setidaknya kita dapat mengantisipasi terjadinya hal serupa agar tak menimbulkan korban jiwa lagi.
Ada baiknya juga kita belajar dari Jepang nan dapat dengan cepat pulih setelah mengalami tsunami. Tsunami di Aceh kita jadikan pelajaran nan sangat berharga buat menciptakan mental masyarakat nan tanggap bencana. Tsunami memang dahsyat, namun jika kita telah siap mengantisipasinya, ke depan diharapkan Aceh dapat lebih baik lagi dalam menanggulangi bencana.
Untuk mengantisipasi terjadinya tsunami baik itu tsunami di Aceh maupun tsunami di wilayah lain Indonesia, diperlukan kerjasama nan baik antara pemerintah dengan masyarakat. Masyarakat nan menjadi pemeran primer ketika terjadi bala diharapkan dapat lebih bijaksana lagi memperlakukan alam sekitarnya.