Mengatasi Musibah Banjir dengan Bijak
Banjir, siapa orangnya nan tidak tahu musibah nan disebabkan oleh jumlah air nan cukup besar tersebut. Air merupakan sumber kehidupan makhluk, namun jika kadarnya telah diturunkan Tuhan secara berlebih, maka jadilah ia disebut musibah banjir.
Tradisi Buruk Penyebab Banjir
Banjir ialah musibah, bagian dari bala nan terjadi dampak kesalahan manusia dalam mengelola bumi dan alam sekitar. Namun nan lebih menyedihkan dari berita-berita banjir mutakhir , kita malah sering dengan latah menyebut bahwa banjir itu bagian dari musim. Sebagai contoh, secara tidak sadar terkadang mulut-mulut kita latah mengidentikkan musim hujan sebagai musim banjir.
Hal ini mungkin disebabkan oleh intensitas banjir nan sudah terlalu sering melanda sebagian besar kawasan Indonesia, hingga tanpa sadar kita mengakui bala itu sebagai musim ke tiga setelah hujan dan kemarau di Indonesia.
Berita banjir mutakhir di tanah air seolah menjadi sajian warta layar kaca nan biasa-biasa saja. Ibu kota Jakarta dan Propinsi Riau merupakan daerah nan kerap kali kita dengar dilanda musibah banjir. Datangnya sebuah musibah tentulah dampak kesalahan dari manusia itu sendiri dalam mengelola alam sekitar. Manusia tak memberikan perlakuan nan bijaksana pada lingkungan, akibatnya bala pun terjadi nan merugikan manusia itu sendiri.
Ada banyak Norma dan tradisi jelek nan dilakukan sebagian besar masyarakat kita terkait bala banjir. Sebagai contoh sederhana ialah Norma membuang sampah sembarangan. Saluran air, sungai, sumur, danau bahkan bahari menjadi loka pembuangan sampah nan favorit bagi sebagian masyarakat.
Kesalahan sikap ini tentulah akan memicu terjadinya bala banjir. Kebiasaan tak disiplin ini juga sempat mempermalukan Indonesia pada even penyelenggaraan pesta sepak bola Asia Tenggara Piala AFF 2010 nan diselenggarakan di Indonesia. Pada pertandingan semi final Indonesia melawan Filipina, para pendukung tim nasional lagi-lagi menunjukkan Norma buruknya suka membuang sampah sembarangan.
Jangankan sungai, stadion Gelora Bung Karno pun jadi loka pembuangan sampah. Dampak ulah mayarakat Indonesia itu sendiri, Indonesia pun terancam tak bisa menyelenggarakan even final sebab dianggap telah melanggar anggaran FIFA.
Terjadinya berbagai warta banjir mutakhir juga disebabkan oleh keserakahan manusia dalam mengelola lingkungan hidup. Manusia secara ilegal menguras kekayaan hutan, melakukan pencurian kayu, menebang hutan secara sembarangan. Hutan pun gundul, akibatnya terjadilah erosi dan musibah banjir.
Upaya pelestarian hutan nan minim turut menjadi salah satu faktor terjadinya banjir. Hutan disulap menjadi kawasan industri, perkebunan, dan pusat-pusat perbelanjaan. Akibatnya hilangkan sistem penyerap air raksasa, maka terjadilah musibah banjir tersebut.
Hikmah Musibah Banjir
Ada banyak pelajaran nan dapat dipetik oleh manusia terkait musibah banjir nan sering terjadi. Beberapa di antara hikmah tersebut adalah;
1. Sebagai teguran bagi manusia buat bijaksana mengelola alam sekitar
Bencana banjir merupakan bukti bahwa manusia tak arif dalam mengelola lingkungan sekitar. Musibah tersebut akan terjadi secara merata, siapa saja, meskipun ia tak terlibat dalam aksi perusakan lingkungan. Bala banjir menimbulkan banyak kerugian, tidak hanya kerugian harta benda, nyawa pun terkadang dapat melayang.
Manusia ditegur buat bisa lebih arif dalam mengelola lingkungan sekitarnya. Sudah saatnya manusia Indonesia itu berubah tradisi. Berbagai bala nan timbul merupakan teguran dari Sang Maha Pencipta atas kelalaian manusia itu dalam mengelola bumi.
Banjir memang terjadi dikarenakan 2 faktor, yakni kesalahan manusia dan kenyataan alam nan semestinya terjadi. Bila diamati kejadian banjir di Indonesia kebanyakan terjadi sebab kesalahan masyarakat dalam berinteraksi dengan alam. Hutan nan dipangkas hingga gundul ialah tindakan ceroboh nan mendorong debit air dari daerah hutan gunung bak air bah saat menuju wilayah ke pemukiman penduduk.
Disamping hutan nan gundul sebagai faktor terbesar penyebab banjir, tata kota nan tak rapi dan terencanakan ialah karena selanjutnya. Tata kota nan jelek akan mengakibatkan air sungai atau air hujan tak mengalir dengan baik, sehingga tergenang di sebuah daerah. Dan di daerah tersebut akan rawan kedatangan banjir setiap musim penghujan. Tata kota harus direncanakan sebaik mungkin agar penduduk tak akrab dengan banjir.
Tata kota semrawut ditambah hantaran sungai nan penuh dengan sampah membuat banjir semakin cinta pada suatu daerah. Sebut saja Jakarta sebagai ibu kota negara kita nan selalu banjir setiap tahunnya. Hingga sebagian orang menyebut Jakarta sebagai kota wisata banjir.
2. Instropeksi akan kesalahan dan dosa kolektif
Banjir merupakan salah satu bala alam nan terjadi di Indonesia secara rutin. Di samping kesalahan manusia mengelola alam lingkungan, dapat jadi faktor lain pemicunya ialah dosa kolektif nan dilakukan oleh para penduduk suatu daerah. Belajar pada kedurhakaan ummat Nabi Nuh saat mereka diberi azab banjir oleh Allah swt sebagai dampak dosa-dosa kemaksiatan mereka.
Mengatasi Musibah Banjir dengan Bijak
Banjir nan timbul sebab ulah manusia harus menyadarkan kita buat memperbaiki diri dan masyarakat, terutama dalam mengatur lingkungan agar higienis dan terawat. Berikut ini beberapa upaya nan bisa dilakukan buat mencegah bahaya banjir melanda daerah loka tinggal:
1. Mengatur masalah sampah
Sampah seringkali menjadi penyebab rusaknya tatanan alam nan seharusnya telah diciptakan seimbang. Upayakan bersama masyarakat setempat buat mengatasi masalah sampah dengan dipikirkan bersama, bisa dengan kedap bersama atau rembugkan di rendezvous desa. Salah satu solusi nan bisa diterapkan di mana saja ialah membuat sistem kebersihan nan baik, dengan mengaktifkan petugas kuning atau pemungut sampah keliling.
Warga desa atau di pemukiman kota terbiasa membuang sampah di sungai atau lokasi tertentu, sebab menurut pandangan mereka cara tersebut ialah nan tercepat buat menyingkirkan sampah dari rumah. Seandainya ada petugas keliling memungut sampah tiap harinya, pasti mereka akan menempatkan sampah di depan rumah mereka buat diambil. Selain tak membuang waktu, cara ini tak menguras tenaga.
2. Penghijauan kembali lingkungan
Era modern identik dengan gedung dan semua nan bertembok hingga menyebabkan manusia lupa akan pentingnya peran tanaman dan pepohonan. Selain buat mengatasi problem banjir, tanaman akan menjadikan udara di sebuah daerah menjadi segar. Agendakan buat menanam tanaman dan pohon bersama dengan warga, karena tak mungkin kita menghijaukan satu daerah tanpa adanya gotong royong.
Apabila didapati sumber banjir ialah gundulnya hutan nan dekat dengan desa atau kota, maka peran dari pemerintah sangat diharapkan. Hutan nan gersang sangat rawan banjir dan longsor, ini merupakan musibah dan ancaman bagi keamanan masyarakat. Program tanam sejuta pohon memang suatu agenda nan luar biasa, namun bila tanpa sambutan dari pemerintah setempat beserta warganya program ini hanya sekedar simbolik tanpa tindakan lanjutan.
3. Edukasi keluarga dan masyarakat tentang penanggulangan banjir
Masyarakat nan sadar akan bahaya dan karena dari datangnya banjir akan berhati-hati dalam mengatur interaksinya dengan lingkungan.Begitu pula dengan anggota keluarga semestinya menjadi contoh bagi keluarga nan lain dalam menciptakan daerah bersih, rapi, dan bebas dari banjir.
Sekian ulasan tentang berita-berita banjir mutakhir dan hikmah di balik musibah nasional ini. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan seputar penanggulangan banjir dan tanah longsor. Hayati sehat dan alami buat hindari banjir!