Ramalan Tsunami Dari Waktu ke Waktu
Pernah menonton film Tsunami, debutan pengarah adegan luar negeri? Film tentang high tech ber setting perusahaan besar nan dibalut intrik politik di dalamnya. Yang menarik dalam film ini ialah tentang tsunami nan ternyata bisa diramalkan. Apakah sahih ada ramalan tsunami ataukah sebenarnya hanya kenyataan alam biasa?
Fenomena Tsunami
Pengertian generik tsunami ialah rangkaian gelombang tinggi dan panjang dalam periode nan lama. Terhubung pada sub gempa atau letusan vulkanis. Pada samudera dalam, gelombang tsunami dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan lebih 1000km/jam. Saat mencapai daerah pantai kecepatannya berkurang namun ketinggiannya meningkat dengan kekuatan dahsyat. Pernah terekam kekuatan gelombang nan ketinggiannya mencapai 50 meter.
Anda bisa bayangkan gelombang besar panjang, berkecepatan 1000km/jam setinggi hampir 50m menghempas pantai. Luas jangkauan area hempasannya dapat mencapai ratusan meter di daratan.
Kata tsunami sendiri berasal dari bahasa jepang nan terdiri dari dua kata yakni tsu dan nami. Tsu memiliki arti pelabuhan sedangkan nami ialah gelombang. Jadi jika kata itu digabung maka berarti gelombang di pelabuhan. Namun secara harfiah maka tsunami memiliki pengertian sebagai sebuah perubahan badan bahari nan diakibatkan oleh terjadinya perubahan secara vertikal pada permukaan air laut.
Gelombang tsunami dapat diakibatkan oleh banyak hal nan mampu menyebabkan terjadinya perubahan secara vertikal tersebut. Beberapa penyebab terjadinya tsunami ialah letusan gunung berapi nan berada di bawah latu, gempa bumi, meteor, pergeseran lempeng bumi di bawah laut, dan longsor. Semua nan terjadi di bawah bahari nan mampu memicu terjadinya perubahan badan gelombang air bahari ialah penyebab terjadinya tsunami.
Tsunami memang membahayakan, terutama jika sudah sampai di bibir pantai. Kekuatan dari gelombang bahari ketika sudah berjumpa dengan daratan akan memiliki kekuatan nan luar biasa sehingga mampu menyapu apa saja nan dilewatinya.
Semakin tinggi gelombang nan dihasilkan maka kemampuan buat menghancurkan juga akan semakin tinggi pula. Seperti nan pernah terjadi di Indonesia pada waktu dulu. Hampir seluruh bagian pinggir wilayah sumatera tergerus oleh adanya hempasan dari tsunami tersebut. Sungguh sebuah kenyataan alam nan sangat mencengangkan dunia.
Akibat dari adanya tsunami nan terjadi di tahun tersebut hampir semua bangunan nan semula kokoh berdiri menjadi hancur berantakan. Banyak sekali pula nyawa nan meregangkan dari tubuh. Anak-anak banyak nan menjadi yatim piatu. Sebuah kejadian nan sangat memilukan.
Tsunami Sebagai Mata Rantai Bencana
Tsunami sebenarnya ialah gelombang bahari biasa. Terbentuk sebab adanya serentetan kejadian alam nan berkaitan bagaikan suatu mata rantai panjang. Manusia ialah awal dan akhir dari mata rantainya.
Kiamat dalam film 2012 dipicu oleh gempa bumi dan tsunami besar. Tapi sebenarnya kiamat sendiri memang sudah niscaya semakin dekat waktunya, namun kapan akan terjadi tak seorang pun nan bisa mengetahuinya. Hanya Tuhan saja dengan hak prerogatif-Nya sebagai satu-satunya nan tahu kapan kiamat akan terjadi.
Apabila tsunami dikatakan sebagai salah satu mata rantai dari bala alam, hal ini bisa masuk akal. Penjelasannya ialah :
Tsunami tercetus sebab gelombang dahsyat nan besar, panjang dan tinggi nan muncul dalam periode lama menyusuri samudera lepas. Gelombang ini muncul sebab hempasan gelombang dari dasar bahari dampak adanya pergeseran lempeng bumi. Baik vulkanis maupun tektonis.
Pergerakan tektonis terjadi dampak penumpukan tekanan nan berlebih dalam kurun waktu nan lama. Contohnya gempa di Padang. Hasil penyelidikan BMG - terjadi dampak adanya konvoi tektonis di bawah bahari dampak adanya penumpukan tekanan bumi (selat Sunda) nan sudah berjalan selama dua abad terakhir.
Penumpukan tekanan bumi terjadi dampak beratnya beban pada permukaan bumi nan ditempati oleh manusia. Sehingga memang masuk akal bila ramalan tsunami sebenarnya dipicu oleh perbuatan manusia juga. Dampak dari adanya penumpukkan tersebutlah nan mampu menyebabkan terjadinya gempa sehingga menyebabkan tsunami tersebut terbentuk.
Meskipun ada indikasi bahwa gejala dari tsunami merupakan ulah manusia selama ratusan tahun tetapi kita tak dapat berpangku tangan begitu saja. Perlu sebuah tindakan konkret buat dapat mengatasi hal tersebut. Langkah kecil nan perlu dilakukan ialah dengan memberikan sistem peringatan dini sehinga korban nan terjadi tak terlalu banyak.
Manusia selama ini memang belum dapat mengatasi berbagai bala nan disebabkan oleh alam. Majemuk carapun telah dilakukan buat dapat menaklukan alam agar kondusif buat ditinggali tetapi tetap saja masih belum ditemukan cara yan ampuh dalam mengahadapinya.
Dengan adanya sistem peringatan sejak dini maka korban bala nan diakibatkan oleh tsunami dapat ditekan hingga ke angka nan paling kecil. Meskipun Indonesia sudah memiliki sistem tersebut tetapi buat langkah perawatan dirasakan masih sangat kurang.
Ramalan Tsunami Dari Waktu ke Waktu
Banyak ramalan tsunami nan disebutkan orang. Kadang kala ramalan-ramalan tersebut dipercayai dan jadi tolok ukur buat melakukan tindakan pencegahan.
Ramalan itu antara lain :
- Ramalan bangsa Maya tentang bala besar seperti gempa bumi, tsunami dan banjir dahsyat. Pada saat bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis edarnya.
- Ramalan Nostradamus, menyebutkan tentang perang global ketiga, bala alam dahsyat nan terjadi di dunia, pemimpin global ketiga berperang, serta para rahib akan saling berselisih.
- Ramalan Jayabaya nan berasal dari kerajaan antik Indonesia; menyebutkan juga tentang bala alam serta perebutan kekuasaan.
- Ramalan Michael McClellan nan menyelidiki ramalan Nostradamus. Seorang pakar meta fisika nan mengadakan penelitian terhadap ramalan Nostradamus. Menyebutkan akan ada bala banjir besar di seluruh dunia. Dan bumi akan didominasi oleh unsur air.
- Ramalan John McKloskey - menyebutkan akan terjadi lagi tsunami tepat di Padang nan lebih dahsyat dan memakan korban lebih banyak.
Hampir semuanya menyebutkan tentang bala banjir atau tsunami. Sekarang ialah bagaimana cara Anda menanggapi semuanya? Sudah menjadi pengetahuan generik bahwa ramalan ialah sesuatu nan direka-reka, belum jelas kebenarannya, dan tak ada dasar ilmu sebagai landasannya.
Sebagai orang nan beragama dan berkeyakinan, sebaiknya Anda tak hanyut akan semua ramalan tersebut. Karena pada dasarnya tak ada nan bisa mengetahui kapan bala alam, kehancuran bumi ataupun kiamat datang. Semua hanya Tuhan saja nan mengetahui.
Bagi Anda nan memiliki pengetahuan tentang ilmu bumi nan mempelajari tentang hukum kenyataan alam bisa lebih bijak menghadapi segala ramalan tersebut.
Contohnya ialah seorang ahli astronomi – Dr. Thomas Djamaluddin. Beliau menampik warta mengenai gempa disertai tsunami di kawasan Asia Timur nan pernah beredar di e-mail .
Menurutnya, semua warta bala gempa dan tsunami nan akan terjadi itu ialah dusta besar. Hanya analisa tak berdasar. Karena belum ada metode dan teori analisis nan memprediksi loka dan waktu terjadinya gempa atau tsunami.
Berita Kiamat di Dalam Al-Qur’an
Jejak dari sang pencipta alam tertera dalam Al-Qur’an di surat Al-Zilzal – surat ke 99 tentang warta bala alam seperti kenyataan alam belakangan ini.
“ Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan nan dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban berat nan dikandungnya. Dan manusia bertanya ‘Apa nan terjadi pada bumi ini?’ Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan nan demikian itu padanya….”
Sebetulnya sebagai seorang manusia biasa hendaknya nan terjadi di alam ini dapat kita sikapi dengan bijak. Penyikapan nan bijak akan membuahkan hasil nan sangat manis dan tak akan pernah terasa getir sama sekali.
Perlu diketahui bahwa apapun penyebab dari semua bala nan ada baik tsunami maupun gempa bumi atau nan lainnya harus dilakukan langkah pencegahan. Berbagai bala alam nan ada di global memang sebagian ada nan disebabkan oleh ulah manusia tetapi ada juga nan disebabkan oleh usia bumi nan semakin tua.
Langkah pencegahan tersebut dilakukan agar korban nan terjadi dapat diminimalisir. Penanganan terhadap para korban bala juga harus dianggarkan oleh pihak pemerintah baik buat korban fisik maupun psikis.
Kedua penanganan tersebut sangat krusial buat dilakukan agar tak terjadi hal nan tak diinginkan. Sebagai bangsa nan kuat tentunya kita ingin rakyat tak menderita baik penderitaan fisik maupun penderitaan psikologis. Oleh sebab itu, pemerintah harus memiliki rasa tanggung jawab nan tinggi buat memberikan nan terbaik terhadap upaya pencegahan terjadinya bala dan upaya penolongan ketika terjadi bencana.
|