Kecelakaan Kapal di Indonesia
Bagaimana caranya agar dapat mengarungi lautan nan luas dan mencapai benua lain nan dituju tanpa kecelakaan ? itulah pertama kali manusia memikirkan buat menciptakan kapal. Bersamaan dengan penciptaan kapal dan pengarungan lautan demi mencari global baru, banyak sekali para pelaut nan gagah berani menerjang ombak buat menelusuri lautan. Tidak sporadis pula terjadi banyak kecelakaan di laut.
Tulisan ini akan membahas beberapa kecelakaan di bahari nan diakibatkan oleh, human error , alam, perang ataupun agresi para perompak. Yang manapun, tetap merupakan sebuah kecelakaan besar.
Kecelakaan di Bahari nan Melegenda
Sebuah kapal bernama SS Valencia mengalami kecelakaan. Kapal itu tenggelam di perairan Brittish Columbia. Kapal tersebut tenggelam sebab cuaca buruk. Dampak cuaca, kapal oleng dan kehilangan arah serta menabrak karang. Perlahan-lahan air mulai masuk ke dalam kapal menyebabkan 108 para awak kapalnya menyiapkan sekoci penyelamat dan segera berusaha menyelamatkan diri, namun sangat disayangkan hanya 37 orang nan sukses menyelamatkan diri sampai ketepian, sisanya menghilang.
Kapal SS Valencia pun tenggelam di hadapan para awak kapal. Setelah kecelakaan kapal tersebut terjadi, belakang hari, beberapa para nelayan nan melintasi loka hilangnya SS Valencia, mengklaim melihat beberapa sekoci awak kapal SS Valencia nan menghilang. Kisah kecelakaan tersebut, mendadak menjadi kisah kapal hantu. Bahkan kapal SS Valencia dikabarkan pernah terlihat oleh para nelayan sebagai kapal hantu.
Ada lagi kisah tentang kecelakaan kapal nan kemudian menjadi legenda hantu sepanjang masa. Siapa nan tak pernah mendengar tentang kapal Flying Duchman. Tragedi nan berbuntut cerita legenda Inggris ini bermula dari keputusan Kapten Van Der Decken buat mengarungi Tanjung Asa dan berniat menuju Hindia Timur. Namun, cuaca di lautan tak mendukung. Kapal dihadang badai. Van Der Decken menjadi gila, lalu membunuh pasangan pertama nan dilihatnya.
Badai tak mengampuni, kapal tergulung ombak dan terhantam badai. Karam, lantas tenggelam di lautan. Kecelakaan besar ini malah menimbulkan legenda hantu tentang Flying Duchman, seolah kapal tersebut sering sekali tampak di lautan dan berlayar layaknya kapal lainnya.
Kisah berikut tentang kecelakaan kapal pesiar mewah ini pun tak kalah terkenalnya seantero jagat, kecelakaan kapal Titanic. Siapa nan tak kenal kapal pesiar mewah bernama Titanic. Kapal ini rencananya akan dipakai berlayar mengelilingi Samudera Atlantik. Kapal Titanic diklaim sebagai kapal pesiar terbesar di masanya. Dibawahi oleh White Starline, dirakit digalangan kapal Harland And Wolf. Kapal ini dibuat tiga kelas.
Kelas pertama buat para bangsawan dan orang kaya, begitupun kelas kedua. Untuk kelas tiga, nan menumpang ialah kalangan menengah ke bawah. Fasilitas kapal mewah ini tak main-main di masanya. Titanic dilengkapi dengan kolam renang, pemandian turki, perpustakaan, ruang olahraga dan sasana squash. Titanic melengkapi diri dengan tiga lift buat kelas VIP, dan satu lift buat kelas 2. Namun tetap saja tak berarti anti terhadap kecelakaan.
Tragedi tak terelakkan, kapal nan saat itu bernilai 150 juta dolar Amerika menabrak gunung es. Apungan gunung es itu merobek lambung kapal hingga menyebabkan kebocoran dan kemudian menyebabkan Titanic tenggelam. Kecelakaan besar ini menelan korban 1517 manusia. Hanya 706 penumpang nan sukses menyelamatkan diri dengan sekoci penyelamat. Kebanyakan penumpang wafat sebab radang dingin nan menyerang di lautan Atlantik. Selebihnya tenggelam sebab tak dapat berenang.
Kapal Titanic terbelah dua, bagian depan jatuh perlahan-lahan ke kedalaman 2000 meter, sedang bagian belakang turun dengan cepat menuju ke kedalaman lautan. Kecelakaan Titanic sampai sekarang masih terus menjadi perdebatan dan pembahasan nan tetap menarik.
Hollywood mengangkat kisah cinta di dalam tenggelamnya kapal Titanic dan film tersebut mencapai box office. Legenda kecelakaan Titanic tak berhenti sampai di sana. Bahkan, residu puing-puing Titanic di dalam lautan seolah menciptakan sisi romantisme tersendiri.
Kecelakaan di Bahari dan Harta Karun
Selain kecelakaan bahari nan menciptakan legenda, ada juga kecelakaan bahari nan mengundang para pemburu harta buat mengejar harta karun tersebut. Kecelakaan kapal bahari bukan hanya menyisakan korban, namun juga meninggalkan barang berharga di dalamnya, dan inilah nan diincar oleh para pemburu harta karun. Beberapa kecelakaan kapal bahari nan kemudian di dalamnya ditemukan harta karun berharga.
Kecelakaan nan pertama ialah karamnya kapal milik Spanyol, bernama Noestra Senora De Las Mercedes. Kapal milik Spanyol ini tenggelam pada 1804. Kapal ini memuat banyak koin emas dan perak nan nilainya mencapai jutaan dolar. Kapal ini karam sebab diserang oleh angkatan bahari Inggris saat itu. Ratusan orang menjadi korban tenggelamnya kapal tersebut, menyisakan kecelakaan tragis nan merugikan pihak Spanyol.
Kapal milik Spanyol ini kecelakaam dekat dengan lepas pantai Portugal lalu menghilang di tengah lautan dan tersapu arus laut. Butuh waktu sampai seratus tahun lebih buat dapat mengangkut harta terpendam nan dibawa oleh kapal Noestra ini. Sebuah perusahaan di Eropa bernama Oddyses sukses memetakan letak kapal tersebut, lalu mencari dan membersihkan serta mengangkut koin-koin emas tersebut.
Butuh dana sekitar 2, 6 juta dolar buat melakukan pekerjaan memburu harta karun dari kecelakaan Noestra. Kini harta tersebut tengah dirundingkan buat diserahkan pada pemerintahan Spanyol loka asal kapal itu.
Lain Spanyol, lain pula Indonesia. Di Indonesia pun terjadi banyak kecelakaan di laut. Karena Indonesia ialah negara kepulauan sejak zaman dahulu buat menghubungkan antar daerah diperlukan kapal laut. Sejak zaman Portugis berkuasa dulu, mereka mengunjungi daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi.
Pernah juga sebuah kapal milik pemerintahan Portugis nan dikapteni oleh Alburqueque. Kapal itu hendak membawa hasil bumi, emas dan juga peta protesis Francisco Rodriques nan ditulis dengan aksara Jawa, menuju Lisabon. Sayang, kapal tersebut mengalami kecelakaan, dihantam karang di pesisir Bangka, lalu tenggelam, menyisakan Alburqueque dan beberapa awak kapalnya nan selamat.
Kecelakaan kapal milik Portugis diperairan sekitar Bangka, menyebabkan perairan tersebut kaya akan harta karun laut. Terkadang para nelayan menemukan serpihan residu dari banyaknya kapal nan karam di perairan Bangka.
Sayang, pemerintah Indonesia tak memiliki dana spesifik buat menggali kekayaan bahari berupa relief masa lalu nan terkubur di Bahari Bangka, Selat Malaka, Bahari Sulawesi dan Bahari Jawa. Nilai harta karun dari masa lalu dapat trilyunan, ditambah juga nilai historis nan terkandung dari harta karun residu kecelakaan kapal tersebut.
Kecelakaan Kapal di Indonesia
Kecelakaan kapal seringkali juga terjadi di Indonesia. Yang terbaru di tahun 2011 saja sudah terjadi kecelakaan di Tanjung Perak Surabaya yaitu KM Kirana IX, kapal tersebut terbakar dan menewaskan 8 orang di dalamnya, ditambah daftar kecelakaan lain di tahun nan sama KM Windu Karsa tenggelam di Perairan Kolaka, daerah Sulawesi Tenggara. Korban nan tercatat ada 10 orang.
Lalu pada September di tahun nan sama, pula terjadi kecelakaan Kapal Motor Sri Murah Rezeki. Kapal ini tenggelam di daerah Klungkung Bali, sepuluh orang tewas. Catatan kecelakaan di Indonesia demikian panjangnya. Menurut laporan Departemen Perhubungan, kecelakaan di bahari lebih sering terjadi sebab masalah teknis dan juga anggaran lalu lintas bahari nan kacau.
Hampir sebanyak 59 persen kecelakaan di bahari Indonesia disebabkan masalah teknis, dan 41 persen human error . Data statistik tersebut diambil dalam kurun waktu 2007 sampai 2011. Faktor nan disebabkan oleh alam malah tak ada. Buruknya perhatian para pengguna kapal pada keselamatanlah nan menyebabkan seringkali terjadi kecelakaan, ditambah penggunaan kapal nan sudah tak layak berlayar lagi.
Seharusnya pemerintah dapat tegas dalam menindak para pelanggar ketentuan keselamatan Internasional agar kecelakaan bisa diminimalisir, namun lagi-lagi kecuranganlah nan mendalangi bobroknya rasa tanggung jawab buat mengamankan keselamatan di laut.
Kecelakaan Kapal dan Penanggulangannya
Sejak kapal diciptakan, tidak pelak lagi kecelakaan di bahari pun terjadi. Hal itu tak dapat dihindari, sejak dahulu kala. Mulai dari terhantam karang, bergesekan dengan gunung es, berjumpa badai, agresi perompak, human error, maupun perang. Kecelakaan selalu terjadi nan tentunya merugikan pemilik kapal dan mengancam jiwa para penumpang.
Belakangan, dengan kemajuan teknologi, kapal berbentuk Galeon sudah mulai berganti rupa menjadi kapal tanpa layar. Yang mengendalikan ialah mesin. Log dan kompas pun sudah beralih rupa menjadi lebih canggih dan komputerisasi, namun ternyata kecelakaan kerap terjadi, baik itu sebab humman error, teknis, ataupun sebab faktor alam.
Apapun nan terjadi, manusia hanya dapat berusaha meminimalkan kerusakan. Kecanggihan alat tak selalu dapat menyebabkan segalanya menjadi aman, namun bersikap hati-hati dan waspada di bahari akan menghindarkan diri dari kecelakaan.