Jenis-jenis Gempa Bumi
Gempa bumi vulkanik ialah gempa bumi nan disebabkan oleh letusan gunung berapi. Getaran nan terasa ialah dampak dari aktivitas nan terjadi dalam gunung berapi tersebut. Jenis gempa bumi vulkanik ini seringkali terjadi di dunia.
Jenis Gempa Bumi Vulkanik di Dunia
Berikut ini ialah beberapa jenis gempa bumi vulkanik terdahsyat nan pernah terjadi di dunia;
- Vesuvius
Gempa bumi nan terjadi di Gunung Vesuvius ini ialah jenis gempa bumi vulkanik terdahsyat nan pernah terjadi. Kejadiannya berlangsung pada 78 Masehi. Ini ialah letusan Gunung Vesuvius terdahsyat dari 30 kali letusan nan pernah terjadi pada gunung berapi ini. Oleh karena itu, kerusakan dampak gempa bumi vulkanik ini pun cukup dahsyat.
- Krakatau
Jenis gempa bumi vulkanik dampak letusan Gunung Krakatau nan terdahsyat ini terjadi pada 1883. Jenis gempa bumi vulkanik nan terjadi ini menenggelamkan Gunung Krakatau ke dalam lautan. Pada 1972, di lokasi nan sama muncul gunung berapi nan akhirnya dinamai Anak Krakatau.
- St. Helens
Jenis gempa bumi vulkanik nan terjadi di Gunung St.Helens nan paling terkenal terjadi pada tanggal 18 Mei 1980. Gempa bumi ini menyebabkan puncak Gunung St.Helens berkurang ketinggiannya hampir mencapai 900 meter. Ini merupakan letusan gunung berapi paling parah nan pernah terjadi di gunung berapi tersebut.
- Tambora
Di Gunung Tambora, jenis gempa bumi vulkanik terjadi pada 1815. Gempa vulkanik ini terjadi bersamaan dengan terjadinya tsunami. Hasil akhir dari gempa vulkanik nan diakibatkan oleh meletusnya Gunung Tambora ini adalah menenggelamkan Gunung Tambora sekitar beberapa ribu kaki.
- Mauna Loa
Gunung berapi Mauna Loa merupakan gunung berapi terbesar dan paling aktif di dunia. Aktivitasnya menyebabkan letusan gunung dahsyat dengan jenis gempa bumi vulkanik nan mengiringinya sebanyak 30 kali sejak 1843 hingga 1984.
- Eyjaf Jallajokull
Jenis gempa vulkanik nan terjadi di gunung ini menghasilkan abu vulkanik nan merugikan beberapa perusahaan penerbangan di Islandia. Lalu lintas udara di kawasan Eropa menjadi terganggu dampak bala ini.
- Mount Pelee
Gunung Pelee ini meletus dan menghasilkan jenis gempa bumi vulkanik pada bulan Mei 1902. Korban nan berjatuhan cukup banyak, hampir 30.000 orang meninggal global dampak bala ini. Gempa bumi vulkanik nan terjadi ini sukses meluluh-lantakkan Santo Pierre.
- Thera
Jenis gempa bumi vulkanik nan terjadi dampak letusan Gunung Thera ini sangatlah besar kekuatannya. Diperkirakan 4 sampai 5 kali kekuatan gempa bumi Gunung Krakatau sehingga cukup mengguncang daerah Mediterania nan menyebabkan punahnya kebudayaan Minoan atau nan terkenal dengan “The Lost Atlantis”.
Jenis-jenis Gempa Bumi
Pada dasarnya, jenis-jenis gempa bumi ini dibedakan menjadi 3 bagian. Bagian dari jenis gempa bumi nan ada saat ini diantaranya adalah jenis gempa berdasarkan penyebabnya, jenis gempa berdasarkan kedalaman Hiposentrumnya, dan jenis gempa berdasarkan getaran atau berdasarkan jeda episentrumnya. Berikut ialah klarifikasi mengenai jenis-jenis gempa bumi nan ada saat ini;
1) Jenis Gempa Berdasarkan Penyebabnya
Pada jenis gempa nan didasari oleh penyebabnya ini terdiri atas 4 jenis gempa. Berikut ialah klasifikasi jenis gempa berdasarkan penyebabnya;
- Gempa Tektonik
Gempa tektonik merupakan gempa yan disebabkan oleh gerakan tektonisme berupa divestasi tenaga dampak pergeseran atau patahnya lempengan tektonik. Gempa jenis ini seringkali terjadi di wilayah Indonesia dan memiliki kekuatan nan cukup besar serta meliputi wilayah nan cukup luas. Contoh dari jenis gempa ini ialah gempa nan terjadi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 Skala Richter.
Gempa tektonik ini berpusat di dasar bahari dan berpotensi menimbulkan tsunami. Tsunami sendiri merupakan gelombang bahari raksasa nan timbul dampak gempa di dasar bahari atau gempa nan diakibatkan oleh gunung meletus.
- Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik merupakan gempa nan terjadi sebab adanya kegiatan gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi baik sebelum letusan gunung barah maupun setelah letusan gunung barah terjadi.
Gempa ini terjadi bersamaan dengan pergerakkan magma nan mendorong ke atas buat mencari daerah nan lemah hingga akhirnya muncul ke permukaan bumi. Gempa ini biasanya hanya terasa di sekitar gunung barah dan tak memiliki kekuatan nan besar jika dibandingkan dengan kekuatan gempa tektonik.
Dalam perkembangannya, gempa vulkanik ini terbagi menjadi 2 kategori, diantaranya ialah sebagai berikut;
- Gempa vulkano-tektonik, merupakan gempa nan diakibatkan oleh adanya tekanan pada batuan saat magma beraktivitas. Gempa ini dapat terjadi kapan saja tanpa terduga.
- Gempa periode panjang, merupakan gempa nan terjadi dampak penerobosan magma nan menembus batuan nan ada disekitarnya. Biasanya gempa ini terjadi sebelum gunung barah akan meletus dan dijadikan sebagai tanda akan meletusnya gunung berapi.
- Gempa Runtuhan atau Terban
Gempa runtuhan merupakan gempa nan disebabkan oleh adanya runtuhan massa batuan dan tanah. Contoh dari gempa runtuhan ini ialah gempa nan terjadi saat gua runtuh atau gempa nan terjadi ketika longsor. Gempa nan satu ini tak memiliki kekuatan nan besar dan radiusnya cukup pendek sekitar 1 hingga 2 kilometer.
- Gempa Buatan
Gempa protesis merupakan gempa nan diakibatkan oleh aktivitas manusia. Contoh dari gempa ini adalah pada saat penancapan tiang pancang beton. Daerah nan dipengaruhi gempa ini sangat sempit sekitar 1 hingga 100 meter.
2) Jenis Gempa Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Jenis gempa selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan kedalaman hiposentrum. Jenis gempa berdasarkan kedalaman ini biasanya terjadi jika gempa tersebut berasal dari bawah permukaan bumi. Berikut ialah beberapa klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman hiposentrum;
- Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam merupakan gempa bumi nan kedalamannya berada lebih dari 300 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam ini, pada umumnya tak terlalu membahayakan bagi penduduk setempat.
- Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah ialah gempa bumi nan jeda kedalamannya berada antara 60 kilometer hingga 300 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah biasanya menimbulkan kerusakan ringan dan getaran gempanya pun akan lebih terasa.
- Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal merupakan gempa bumi nan jeda kedalamannya berada kurang dari 60 kilometer dari permukaan bumi. Gempa bumi jenis ini biasanya menimbulkan kerusakan parah bagi wilayah kejadian gempa tersebut.
3) Jenis Gempa Berdasarkan Jeda Episentrumnya
Episentrum merupakan titik permukaan bumi nan tegak lurus di atas pusat gempa nan ada di dalam bumi. Berikut ialah klasifikasi jenis gempa berdasarkan episentrum gempanya;
- Gempa bumi setempat
Gempa bumi setempat ini terjadi jika jeda terjauh gempa terasa hingga lebih dari 1000 kilometer dari episentrumnya.
- Gempa bumi jauh
Gempa bumi jauh terjadi jika jeda terjauh gempa terasa kurang lebih 10.000 kilometer dari jeda episentrumnya.
- Gempa sangat dekat
Gempa sangat jauh terjadi jika jeda terjauh gempa terasa kurang lebih dari 10.000 kilometer dari jeda episentrumnya.
Selain ketiga jenis gempa diatas, terdapat pengklasifikasian gempa bumi berdasarkan gelombang atau getaran gempa. Berikut ialah klasifikasi gempa berdasarkan gelombang atau getaran gempa;
- Gelombang Primer
Gelombang utama atau gelombang longitudinal merupakan gelombang atau getaran nan merambat pada permukaan bumi dengan kecepatan antara 7 hingga 14 kilometer per detik. Gelombang atau getaran gempa ini berasal dari gempa nan disebabkan oleh jeda hiposentrum.
- Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder atau gelombang transversal merupakan gelombang atau getaran nan merambat, seperti halnya gelombang primer. Gelombang ini memiliki kecepatan nan berkurang antara 4 hingga 7 kilometer per detik. Gelombang sekunder ini tak merambat melalui lapisan air, sehingga gelombang ini tak menimbulkan tsunami ketika gempa terjadi.
Demikianlah pembahasan mengenai jenis-jenis gempa nan bisa disampaikan, semoga bermanfaat.