Langkah-langkah Cara Penanggulangan Tsunami
Akhir-akhir ini cara penanggulangan tsunami di negeri ini menjadi signifikan urgensinya. Pasca terjadinya tsunami di Aceh tahun 2004 silam, kemudian di Pangandaran, Cilacap, Parangtritis 2006 silam, sampai terakhir di Mentawai membuat pendidikan penanggulangan bala tsunami wajib di kuasai oleh segenap masyarakat mengingat letak geografis Indonesia nan dikelilingi oleh lautan.
Belajar Cara Penanggulangan Tsunami dari Jepang
Indonesia hampir sama dengan Jepang nan rawan tsunami. Bedanya jika Jepang sudah mapan cara penanggulangan tsunaminya, Indonesia masih tertatih-tatih. Beberapa kali kejadian tsunami rupanya masih belum dapat mendidik secara komprehensif bagaimana cara menanggulangi tsunami dan rekonstruksi setelah terjadinya tsunami. Masyarakat kita masih banyak nan awam ihwal menghadapi kejadian bencana, khususnya tsunami nan sulit diprediksi kapan akan terjadi.
Jepang merupakan negara nan cukup maju dengan penduduk nan juga berpikiran maju. Cara penanggulangan tsunami nan diterapkan di Jepang telah cukup efektif. Mobilitas cepat para regu penolong mampu menyelamatkan banyak nyawa. Peralatan penyelamatan juga sudah sangat canggih dengan penolong nan sangat terampil. Latihan nan diberikan kepada para regu penolong dilakukan secara berkala. Mental penolong sudah terbentuk dan rasa tanggung jawab nan besar telah membuat cara penanggulangan tsunami di Jepang patut dipelajari dan dicontoh oleh negara mana pun nan rentan dengan bahaya tsunami, terutama Indonesia.
Pengiriman para pakar nan berkaitan dengan cara penanggulangan tsunami patut jug adikirim ke Jepang buat mempelajari cara-cara nan efektif menangani tsunami dengan lebih efektif. Bila perlu, para pakar cara penanggulangan tsunami Jepang didatangkan ke Indonesia dan diberikan jadwal spesifik bagi mereka buat memberikan pelatihan kepada regu penolong Indonesia. Mungkin saja biaya nan akan dikeluarkan cukup banyak, tapi nyawa nan dapat diselamatkan oleh penolong nan profesional dan sangat terampil, tak dapat dibandingkan dengan uang.
Belajar dari Kesalahan Cara Penanggulangan Tsunami di Pulau Babi
Wilayah Indonesia nan masuk ke dalam rantai api, cukup berbahaya. Gempa bumi dengan skala goncangan nan mampu menimbulkan gelombang tsunami dapat saja terjadi kapan pun. Apalagi dengan adanya beberapa gunung barah nan sangat aktif menggoyang bumi pertiwi. Peralatan penyelamatan dan tenaga terampil nan mampu memberikan pertolongan dengan cepat, sangat dibutuhkan oleh negeri dengan jumlah penduduk nan telah mencapai lebih kurang 250 juta jiwa ini. Jangan sampai cara penanggulangan tsunami seadanya. Adalah sesuatu nan cukup disesalkan ketika apa nan terjadi di Pulau Babi terulang lagi di wilayah lain.
Pada tahun 1990-an, Pulai Babi terkena gempa nan cukup besar nan diikuti dengan gelombang tsunami nan cukup tinggi nan menelan separuh lebih jumlah penduduk Pulau Babi nan waktu itu berjumlah sekira 1000 jiwa. Letak Pulau Babi nan cukup terpencil membuat pertolongan datang tiga hari setelah kejadian. Tentu saja semakin banyak korban nan meninggal. Setelah itu, warga yangs elamat dipindahkan begitu saja ke loka pengungsian.
Sekarang korban tsunami Pulau Babi masih banyak nan tidak menentu hidupnya. Mereka tidak berani kembali ke Pulau Babi sebab Pulau Babi telah menjadi seperti pulau wafat nan hanya disinggahi oleh para petani nan menggarap lahannya. Selebihnya pulau Babi dapat dikatakan menajdi pulau tidak berpenghuni lagi. Mungkin juga masyarakat nan masih hayati tidak sanggup tinggal di pulau nan penuh kenangan kepada orang-orang tercinta nan telah mendahuluinya.
Cara penanggulangan tsunami bukan hanya ketika keadaan darurat. Pasca tanggap darurat, masyarakat masih butuh waktu memulihkan mental dan jiwa mereka. Bagaimana pun mereka baru saja kehilangan begitu banyak hal dalam waktu nan begitu singkat. Perjuangan selama bertahun-tahun mendapatkan harta dan keluarga bukanlah waktu nan singkat. Beban psikologis niscaya ada. Masa-masa inilah nan menjadi masa-masa pemulihan nan sangat penting. Kalau mereka tidak mampu bangkit, mereka dapat gila. Pemompa semangat dan pemberi donasi tiada berpamrih akan cepat memberikan pengaruh nan sangat positif kepada para korban tsunami.
Jepang nan dilanda tsunami tahun 2011 telah membuktikan bahwa penanganan nan efektif telah membuat kebangkitan itu berjalan sangat cepat. Penyingkiran puing-puing bangunan dan barang-barang lain serta penanganan para korban tewas nan sangat cekatan telah memberikan waktu nan banyak kepada para penolong buat membantu memulihkan kondisi kejiwaan korban nan selamat. Kini setelah setahun berlalu, bala tsunami tahun 2011 itu seolah tak pernah terjadi. Bukannya bangsa Jepang melupakan, tetapi mereka sadar bahwa hayati harus terus berjalan dan mereka tak dapat hayati dalam kekecewaan dan kepedihan secara terus-menerus.
Konsep hayati ini tentunya bukan hal nan mudah didapatkan. Tentu saja ada proses nan sangat sistematik nan telah dilakukan oleh pemerintah Jepang dan masyarakatnya buat secara bersama-sama melakukan pelatihan dan penerangan tentang cara penanggulangan tsunami nan efektif. Pencerahan dan kolaborasi itu telah melahirkan masyarakat nan sangat tahu kapan dan bagaimana bertindak ketika bala tsunami itu diperkirakan akan datang.
Masyarakat Indonesia dapat juga menajdi seperti bangsa Jepang. Kemauan dan komitmen nan tinggi ialah kunci agar apa nan terjadi di Pulau Babi tak lagi terulang. Bahwa setiap orang harus berpartisipasi agar tidak ada nan ketinggalan satu pun dalam hal ini. Orangtua tahu bagaimana bertindak, anak pun tahu bagaimana bertindak. Bila semua tahu bagaimana bertindak, maka diharapkan korban tsunami tidak akan terlalu banyak. Walaupun ada, diharapkan bahwa korban nan ada tak harus meninggal tetapi cukup hanya luka ringan atau bila perlu tidak ada luka sama sekali.Cara Penanggulangan Tsunami dengan Mengetahui Prosedur Terjadi Tsunami
Patut dipahami bahwa tsunami terjadi sebab adanya perubahan spontan nan secara mendadak di dasar laut. Terjadinya dapat disebabkan sebab 3 faktor: longsoran di dasar laut, gempa bumi, dan meletusnya gunung berapi bawah laut.
Dari ketiga hal fundamen nan bisa menyebabkan terjadinya tsunami, gempa bumi menjadi faktor paling dominan nan bsia menimbulkan terjadinya tsunami. Tinggi rendahnya gelombang bahari dampak tsunami sangat dipengaruhi oleh karakteriitik gempa itu sendiri. Tsunami Aceh mengapa besar, sebab diawali dengan gempa sekuat 9,1 skala richter.
Gempa bumi di dasar bahari dapat menjadi penyebab primer terjadinya tsunami sebab kemampuannya dalam merubah profil dasar laut. Meski tidak hanya gempa bumi, erupsi gunung berapi bawah bahari pun dapat merubah keadaan profil dasar laut. Seperti misal letusan gunung Krakatu di Selat Sunda tahun 1883 nan dapat menimbulkan terjadinya gelombang sangat dahsyat.
Terjadinya gempa di dasar laut, walaupun gerakannya horizontal namun sangat mungkin dapat mengancurkan tebing-tebing di pinggir laut, dimana jatuhnya material-material tebing akan tegak lurus terhadap permukaan air laut.
Demikian, meskipun tidak terjadi tsunami nan berpusat dari bawah laut, namun sebab kondisi tebing nan sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus bahari nan kuat sudah dapat menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadilah tsunami. Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980 merupakan contoh dari tsunami dampak tebing-tebing bahari nan runtuh.
Beberapa karena gempa nan sangat mungkin dapat menimbulkan terjadinya tsunami, ialah gempa bumi di dasar laut, kedalaman gempa nan kurang dari 30 km, sesar gempa tergolong sesar naik atau turun, dan magnitudenya lebih dari 5,5 dalam skala richter.
Bila ciri-ciri penyebab tsunami itu telah dirasakan, maka orang-orang nan tinggal di daeraj tepi pantai harus segera mencari loka berlindung nan lebih tinggi. Bila saja mampu membangun satu bangunan sangat kokoh dengan ketinggian nan cukup, maka masyarakat tepi pantai nan tidak dikelilingi oleh bukit, dapat berlari ke arah gedung atau bangunan nan spesifik dibangun sebagai bagian dari cara penanggulangan tsunami. Pertanyaannya adalah, apakah pemerintah Indonesia cukup dana buat membangun gedung super kuat seperti itu ditengah maraknya kasus korupsi? Bila saja tidak ada korupsi, mungkin saja hal itu dapat terwujud.
Langkah-langkah Cara Penanggulangan Tsunami
Langkah-langkah nan patut dipahami tentang cara penanggulangan tsunami , adalah:
- Evakuasi bala tsunami dilakukan secara intensif.
- Pengelolaan pengungsi dilakukan secara maksimal dan kontinu.
- Tanpa lelah dan putus harapan terus dilakukan pencarian terhadap orang hilang, dan pencarian jenazah.
- Membuka jalur atau lintasan nan belum tersentuh logistik. Hal ini terjadi di Mentawai nan sulit dijangkau tim penanganan bencana.
- Memulihkan secepatnya jaringan komunikasi antar daerah supaya proses pengungsian dapat berjalan lancar.
- Segera lakukan pembersihan kota atau daerah nan terkena bencana.
- Alokasikan dana besar pemerintah buat penanggulangan bencana.
- Libatkan berbagai elemen masyarakat nan bersedia buat penanganan bala tsunami.
Cara penanggulangan tsunami seperti ini diharapkan akan memberikan hasil nan positif.