Upaya Menghindari Kendaraan Motor – Patuhi Peraturan Lalu Lintas

Upaya Menghindari Kendaraan Motor – Patuhi Peraturan Lalu Lintas

Kecelakaan motor semakin marak, beriringan dengan mudahnya proses buat mendapatkan motor itu sendiri. Jumlah pengendara motor sekarang ini sungguh mengalami kenaikan nan sangat pesat. Mudahnya ajuan kredit ialah satu-satunya penyebab banyaknya motor nan berseliweran di jalanan belakangan ini. Dan secara tak langsung, itu jugalah nan membuat angka kecelakaan motor semakin tinggi.

Jika ada nan tak setuju dengan pernyataan ini niscaya beranggapan bahwa kecelakaan motor atau kecelakaan lainnya ialah murni takdir. Atau murni kelalaian manusia itu sendiri. Hal itu memang benar, tapi jika dirunut (dan apabila Anda mau merunut) itu semua berawal dari kemudahan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan kendaraan roda dua itu.

Logisnya adalah, ketika jumlah motor tak banyak seperti sekarang ini, angka kecelakaan motor juga niscaya tak akan tinggi. Hematnya ialah seperti itu. Meskipun memang benar, ketika takdir sudah berkata, sekalipun motor nan digunakan ialah motor pinjaman, kecelakaan motor tetap akan terjadi.

Segala nan terjadi dalam hayati manusia, atas kehendak Tuhan. Maut, musibah, jodoh, rezeki, keberuntungan, (sesuatu nan dianggap) kesialan, itu sudah digariskan buat tiap-tiap manusia. Namun, Tuhan tentu saja ingin melihat umat-Nya berusaha. Menghindari kecelakaan motor ialah salah satu usaha nyata nan dapat kita lakukan selaku umat-Nya. Lalu apa saja hal-hal nan dapat kita lakukan buat itu?



Upaya Menghindari Kecelakaan Motor – Gunakan Peran Sebagai Orangtua

Anda niscaya pernah melihat anak-anak usia belasan tahun, nan secara peraturan belum boleh mengendarai kendaraan bermotor berada di jalanan dengan kuda besinya. Ini ialah sebuah kenyataan tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Para orangtua seolah tak riskan memikirkan kecelakaan motor nan kapan saja dapat menimpa anak belianya.

Kekhawatiran para orangtua entah lenyap oleh apa. Yang jelas, para belia itu dengan gagah berani lebih tepatnya sok-sokan berani terlihat seringkali berada di jalanan. Ancaman kecelakaan motor sama sekali tak membuatnya kehilangan semangat buat membawa motornya ke jalanan.

Kemudahan memeroleh motor pada akhirnya membuat para orangtua dengan mudah terayu oleh permintaan anak belia nan ingin gegayaan dengan sepeda motor. Pada usia mereka, show off ialah hal primer dalam pergaulan. Kecelakaan motor tak menghalangi niat mereka buat tampil gagah dibanding teman-temannya nan belum dapat mengendarai sepeda motor.

Para belia bermotor ini biasanya terlihat pada sore hari menjelang maghrib. Terutama di daerah-daerah, nan jalanannya memang tak terlalu ramai. Biasanya mereka berboncengan sebanyak tiga orang dan kesemuanya tanpa mengenakan helm dan bercanda saat sedang mengendarai sepeda motornya. Konduite mereka di jalanan seolah menyiratkan bahwa kecelakaan motor hanya mitos.

Keberadaan belia-belia gaya ini meresahkan para pengendara motor lainnya. Tentu saja hal itu terjadi. Mengingat pertama mereka niscaya belum memiliki SIM atau surat izin mengemudi, kedua, sebagian dari mereka ketika berkendara tak mengenakan helm, ketiga, jam terbang mereka mengendarai sepeda motor dapat dipastikan belum terlalu lama, sehingga sangat riskan mengakibatkan kecelakaan motor.

Selain itu, badan mereka nan masih belum terlalu besar disinyalir tak akan begitu kuat menahan berat motor jika sesuatu terjadi, misalnya motor tiba-tiba terpeleset sebab jalanan licin, atau motor tiba-tiba terguncang sebab jalanan berlubang. Pada akhirnya, tubuh mereka nan kecil itu dapat jadi malah tertimpa motor nan dibawanya. Kecelakaan motor seperti itu memang tergolong ringan, tapi tetap saja bikin deg-degan.

Ditambah lagi dengan mental para belia nan sesungguhnya belum siap buat bersaing dengan para “pembalap handal” di jalanan. Karena bagaimanapun, mengendarai sepeda motor di jalan raya nan penuh oleh aneka kendaraan dengan kecepatan nan bhineka itu memerlukan keberanian. Jika tidak, sekali saja diklakson dari arah belakang, anak tersebut dapat kehilangan keseimbangan, kecelakaan motor pun tak dapat dielakkan.

Alasan-alasan fundamental itulah nan pada akhirnya turut mengganggu para pengendara motor lainnya. Karena bagaimanapun ketika ada suatu kecelakaan terjadi, biasanya melibatkan dua pihak. Pihak tertabrak dan pihak nan menabrak. Para pengendara motor dewasa, sebagai orang nan sudah mahir, tentu tak ingin menjadi penyebab terjadinya kecelakaan motor pada anak-anak dampak kesalahan nan dapat jadi dilakukan oleh para remaja tersebut.

Jadi, sebagai orangtua, hendaklah melihat lebih jauh. Sayang anak bukan berarti memberikan apapun nan mereka inginkan. Memberikan pengertian-pengertian ialah hal nan wajib dan lumrah dilakukan. Katakan pada mereka bahwa saatnya niscaya akan tiba. Saat-saat izin mengemudikan kendaraan dikeluarkan niscaya akan tiba.



Upaya Menghindari Kecelakaan Motor – Gunakan Perlengkapan Berkendara Lengkap

Upaya nan satu ini rasa-rasanya sudah sangat sering digemborkan. Tapi, sayangnya, hingga kini masih saja ada para pengendara motor nan dengan sesuka hati tak mengenakan perlengkapan berkendara secara lengkap. Perlengkapan berkendara paling dasar nan dapat membantu upaya Anda menghindari kecelakaan motor ialah helm. Perlengkapan nan lain ialah pilihan.

Ketika kecelakaan motor terjadi, kepala merupakan bagian tubuh nan umumnya mengalami cidera nan cukup serius. Dan hal itulah nan memicu kematian. Otak ialah pusat saraf. Ketika benturan dampak kecelakaan motor menghancurkan sistem saraf, nan terjadi ialah kematian. Karena organ tubuh nan lain tak dapat menerima “perintah” dari otak buat melakukan “tugas semestinya”.

Pemilihan helm pun harus diperhatikan. Helm tersedia dalam dua pilihan, full face dan half face. Kekuatan helm benar-benar harus menjadi kriteria pemilihan helm nan pertama, disusul dengan warna, sebab rona helm nan terang dapat membantu Anda ketika berkendara saat malam hari. Selanjutnya Anda dapat memilih motif gambar nan biasanya ada pada helm.

Ukuran helm juga tak kalah krusial buat diperhatikan. Jika ukuran helm lebih besar dari kepala, dikhawatirkan ketika terjadi kecelakaan motor, helm tersebut justru terpental dan tak dapat melindungi kepala. Tetapi jika ukuran helm lebih kecil dari kepala, dikhawatirkan hal tersebut akan mengganggu kenyamanan saat berkendara. Akibatnya konsentrasi dapat saja menurun, dan kecelakaan motor dapat saja terjadi.



Upaya Menghindari Kendaraan Motor – Patuhi Peraturan Lalu Lintas

Upaya ini juga sama familiarnya dengan upaya nan di atas. Bohong jika ada pengendara motor nan tak tahu menahu tentang peraturan lalu lintas ini. Peraturan lalu lintas dibuat tentu saja buat meminimalisir taraf kecelakaan motor. Selain tentu saja buat ketertiban.

Misalnya dengan mematuhi lampu merah. Lampu merah biasanya berada di persimpangan jalan. Ketika lampu merah di sisi jalan lain menyala, maka lampu merah di sisi nan lain akan mati. Begitu seterusnya. Bayangkan ketika Anda sedang berada di sisi jalan nan lampu merahnya tengah wafat lalu sebab alasan buru-buru, Anda memutuskan buat terus melaju. Apa nan akan terjadi? Tentu saja motor tersebut akan “berhadapan” dengan motor nan sedang melaju di sisi lainnya. Kecelakaan motor pun dapat jadi tak terelakkan.

Ada sebuah lelucon nan mengatakan bahwa “peraturan dibuat buat dilanggar”, lelucon seperti itu sungguh tak dapat dipertanggungjawabkan. Meskipun niatnya bercanda, tetapi lelucon tersebut tanpa sadar sudah tertanam di benak masyarakat Indonesia kebanyakan. Sehingga, hal-hal nan sifatnya peraturan, terutama peraturan lalu lintas, sama sekali tak memiliki “taring”. Kecelakaan motor pada akhirnya cukup dianggap sebagai “kesialan”.

Melakukan hal-hal sederhana di atas ialah salah satu bukti bahwa Anda menyayangi diri Anda sendiri. Setidaknya, apa nan dapat kita usahakan sebagai manusia buat meminimalisir terjadinya kecelakaan motor telah dilakukan. Soal terjadi atau tidaknya, itu urusan Tuhan.